PELAJAR
MUSLIM DALAM PUSARAN GELOMBANG GLOBALISASI
Bagaimanakah seharusnya sikap pelajar muslim di
era globalisasi ini? Akan munculberaneka ragam jawaban atas pertanyaan ini
sesuai dengan agama, kredibilitas keilmuan, latar belakang, pandangan hidup dan
pedoman hidup si penjawab. Telah dimaklumi bersama bahwa pelajar muslim adalah
pemburu ilmu pengetahuan yang beragama Islam dengan tanpa membedakan apakah
mereka belajar di pesantren maupun di
luar pesantren.
Nah di era globalisasi yang ditandai dengan
berkembang pesatnya ilmu pengetahuan (science) dan teknologi ini, pelajar
muslim harus turut berpartisipasi dan berperan aktif dalam mewujudkan dunia yang aman, tentram,
damai dan sejahtera. Begitu juga dalam upaya mengendalikan kemajuan tekhnologi
yang semakin
meresahkan masyarakat luas. Tidak dapat dipungkiri
kemajuan teknologi di sela-sela keberhasilannya dalam memberikan kemudahan-kemudahan terhadap
kehidupan manusia. Teknologi juga telah banyak meresahkan dan membinasakan
manusia. Seperti peristiwa meledaknya
bom atom di Hirozima dan Nagasaki yang menewaskan sekitar 90.000
manusia. Hancurnya Palestina akibat gempuran pesawat-pesawat tempur Super Sonik
bangsa Zionis dan ledakan bom-bom lainya yang terjadi di berbagai belahan
dunia.
Begitu juga Isu kontemporer pemanasan global yang membuat bumi kita semakin tak bersahabat.
Hal ini juga disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
buas tak terkendali. Dan juga, termasuk dari dampak negatif ilmu pengetahuan
(science) dan tekhnologi yang tak kalah mengerikan yaitu memudarnya moralitas dan
budi pekerti masyarakat. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya kriminalitas dan pelanggaran asusila. Seperti korupsi, pembunuhan,
perjudian, perampokan, pencurian, pemerkosaan, penyalahgunaan Narkotika,
perzinaan, pencabulan, pembocoran soal ujian UAN dan lain sebagainya. Begitu
juga ada juga manusia pemuja tekhnologi saat ini, semakin pandai bersandiwara
dalam membungkus kejahatan dan kebusukan dirinya dengan kain-kain sutera halus
yang diselempangkan di bahunya.
Atas dasar inilah pelajar muslim harus mulai
berpikir dan berbuat yang positif agar teknologi yang pada dasarnya diharapkan
dapat mensejahterakan kehidupan manusia,
tidak berubah bentuk menjadi pusaka yang akan membinasakan si Empunya laiknya keris Empu Gandring dalam hikayat kerajaan
Singosari.
Dengan demikian apa yang harus dilakukan oleh
pelajar muslim untuk mensejahterakan kehidupan manusia khususnya ummat Islam sehingga
mereka bahagia di dunia dan akhirat? Jawabnya adalah belajar dengan
bersungguh-sungguh, mempertebal keimanan dan memperbaiki moralitas mereka.
Karena bagaimanapun juga dalam menjalani kehidupan di dunia ini sangat membutuhkan
ilmu, iman dan akhlaq yang baik. Lebih-lebih ketika mereka hendak melakukan
perubahan-perubahan positif di tengah-tengah masyarakat.
Dengan jawaban ini disiplin ilmu apa saja yang
harus dipelajari dan dikuasai oleh pelajar muslim? Dengan mengacu terhadap misi
diturunkannya agama islam ke dunia yaitu sebagai rahmat bagi seluruh alam, pelajar
muslim pertama-tama harus mempelajari ilmu-ilmu yang sifatnya fardu Ain seperti
ilmu Tauhid, Fiqih Ibadah, Akhlaq/tata krama dalam berhubungan dengan Allah
maupun sesama makhluq, do’a-do’a keseharian yang telah diajarkan oleh nabi serta
tata cara membaca al-Qur’an yang baik dan benar. Karena ilmu-ilmu tersebut
merupakan bekal dan modal awal yang harus dipahami dan dihayati oleh seluruh
umat Islam tanpa terkecuali.
Setelah itu pelajar muslim harus bersatu padu
dalam mewujudkan kehidupan yang aman, tentram, damai dan sejahtera. Nah untuk mewujudkan
itu semua, pelajar muslim harus memahami
kebutuhan-kebutuhan vital ummat manusia seperti keamanan, persatuan, kerukunan,
keadilan , kesejahteraan hidup, ulama’ yang ikhlas, pemimpin yang jujur, adil
dan bertanggung jawab, negara yang bersih dari KKN dan orang kaya yang dermawan
. Begitu juga mereka harus mengetahui aspek-aspek kehidupan seperti agama,
pendidikan, sosial, politik kenegaraan, budaya dan hukum. Dengan mengacu
terhadap keterangan diatas maka pelajar muslim harus berbagi tugas dalam
mempelajari disiplin keilmuan. Satu kelompok ada yang memperdalam ilmu-ilmu
keagamaan yang sifatnya fardu kifayah dan bersumber dari ayat-ayat al-Qur’an Al-Karim. Seperti
ilmu Kalam/Usuluddin, Fiqih,Tasawwuf, Tafsir, Hadist, Usul Fiqh Qowaidul Fiqh serta
Gramatika Bahasa Arab.
Di samping itu pelajar muslim yang lain ada
yang memperdalam disiplin ilmu yang bersumber dari ayat-ayat Allah yang tertuang
di alam semesta ini. Seperti ilmu Kedokteran, Biologi, Sosiologi, Astronomi, Mekanika,
Fisika, Filsafat, Politik Kenegaraan, kepolisian, Bahasa-Bahasa Dunia, Sejarah,
ilmu Hisab, Mantiq, Matematika, Keterampilan dan Kerajinan tangan, Kelautan, Komputerisasi
dan lain sebagainya.
Akan tetapi yang perlu diingat bahwa belajar
ilmu-ilmu tersebut sebaiknya dipelajari setelah mereka menguasai dengan baik ilmu-ilmu
yang sifatnya fardu ‘ain. Dan juga, hal itu harus dilakukan dalam rangka menjalankan
perintah Alloh Subhanahu Wa Ta'ala yaitu untuk mengemban kekholifahan di muka bumi ini, yang semuanya dimuarakan
untuk mencari ridlo Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Oleh karena itu, pelajar muslim harus bersatu
padu dengan mengemban jobnya masing-masing sesuai dengan keahlian dan keilmuan
yang mereka kuasai. Dengan kesadaran ini
insya Allohu Ta'ala problematika-problematika yang muncul, baik yang
berkaitan dengan Agama, Kesehatan, Ekonomi, Sosial Kemasyarakatan, Kenegaraan,
Teknologi dan keamanan, akan teratasi dengan mudah. Dengan demikian wibawa Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi
perdamaian dan keadilan akan semakin diperhitungkan. Wallahu A’lam Bis Showab.
Penulis : Abdul Hafidz Muhammad, Mahasiswa PASCA SARJANA (Konsentrasi Pendidikan Agama Islam) Institut
Agama Islam Nurul Jadid Paiton Probolinggo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar