Jumat, 15 Februari 2013

PELAJAR MUSLIM DALAM PUSARAN GELOMBANG GLOBALISASI




PELAJAR MUSLIM DALAM PUSARAN GELOMBANG GLOBALISASI
Bagaimanakah seharusnya sikap pelajar muslim di era globalisasi ini? Akan munculberaneka ragam jawaban atas pertanyaan ini sesuai dengan agama, kredibilitas keilmuan, latar belakang, pandangan hidup dan pedoman hidup si penjawab. Telah dimaklumi bersama bahwa pelajar muslim adalah pemburu ilmu pengetahuan yang beragama Islam dengan tanpa membedakan apakah mereka belajar di pesantren maupun  di luar pesantren.

Nah di era globalisasi yang ditandai dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan (science) dan teknologi ini, pelajar muslim harus turut berpartisipasi dan berperan aktif  dalam mewujudkan dunia yang aman, tentram, damai dan sejahtera. Begitu juga dalam upaya mengendalikan kemajuan tekhnologi yang semakin meresahkan masyarakat luas. Tidak dapat dipungkiri kemajuan teknologi di sela-sela keberhasilannya  dalam memberikan kemudahan-kemudahan terhadap kehidupan manusia. Teknologi juga telah banyak meresahkan dan membinasakan manusia.  Seperti peristiwa meledaknya bom atom di Hirozima dan Nagasaki yang menewaskan sekitar 90.000 manusia. Hancurnya Palestina akibat gempuran pesawat-pesawat tempur Super Sonik bangsa Zionis dan ledakan bom-bom lainya yang terjadi di berbagai belahan dunia. 
Begitu juga Isu kontemporer pemanasan global  yang membuat bumi kita semakin tak bersahabat. Hal ini juga disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin buas tak terkendali. Dan juga, termasuk dari dampak negatif ilmu pengetahuan (science) dan tekhnologi yang tak kalah mengerikan yaitu memudarnya moralitas dan budi pekerti masyarakat. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kriminalitas dan pelanggaran asusila. Seperti korupsi, pembunuhan, perjudian, perampokan, pencurian, pemerkosaan, penyalahgunaan Narkotika, perzinaan, pencabulan, pembocoran soal ujian UAN dan lain sebagainya. Begitu juga ada juga manusia pemuja tekhnologi saat ini, semakin pandai bersandiwara dalam membungkus kejahatan dan kebusukan dirinya dengan kain-kain sutera halus yang diselempangkan di bahunya.
Atas dasar inilah pelajar muslim harus mulai berpikir dan berbuat yang positif agar teknologi yang pada dasarnya diharapkan dapat  mensejahterakan kehidupan manusia, tidak berubah bentuk menjadi pusaka yang akan membinasakan si Empunya laiknya  keris Empu Gandring dalam hikayat kerajaan Singosari.
Dengan demikian apa yang harus dilakukan oleh pelajar muslim untuk mensejahterakan kehidupan manusia khususnya ummat Islam sehingga mereka bahagia di dunia dan akhirat? Jawabnya adalah belajar dengan bersungguh-sungguh, mempertebal keimanan dan memperbaiki moralitas mereka. Karena bagaimanapun juga dalam menjalani kehidupan di dunia ini sangat membutuhkan ilmu, iman dan akhlaq yang baik. Lebih-lebih ketika mereka hendak melakukan perubahan-perubahan positif di tengah-tengah masyarakat.
Dengan jawaban ini disiplin ilmu apa saja yang harus dipelajari dan dikuasai oleh pelajar muslim? Dengan mengacu terhadap misi diturunkannya agama islam ke dunia yaitu sebagai rahmat bagi seluruh alam, pelajar muslim pertama-tama harus mempelajari ilmu-ilmu yang sifatnya fardu Ain seperti ilmu Tauhid, Fiqih Ibadah, Akhlaq/tata krama dalam berhubungan dengan Allah maupun sesama makhluq, do’a-do’a keseharian yang telah diajarkan oleh nabi serta tata cara membaca al-Qur’an yang baik dan benar. Karena ilmu-ilmu tersebut merupakan bekal dan modal awal yang harus dipahami dan dihayati oleh seluruh umat Islam tanpa terkecuali.
Setelah itu pelajar muslim harus bersatu padu dalam mewujudkan kehidupan yang aman, tentram, damai dan sejahtera. Nah untuk mewujudkan itu semua,  pelajar muslim harus memahami kebutuhan-kebutuhan vital ummat manusia seperti keamanan, persatuan, kerukunan, keadilan , kesejahteraan hidup, ulama’ yang ikhlas, pemimpin yang jujur, adil dan bertanggung jawab, negara yang bersih dari KKN dan orang kaya yang dermawan . Begitu juga mereka harus mengetahui aspek-aspek kehidupan seperti agama, pendidikan, sosial, politik kenegaraan, budaya dan hukum. Dengan mengacu terhadap keterangan diatas maka pelajar muslim harus berbagi tugas dalam mempelajari disiplin keilmuan. Satu kelompok ada yang memperdalam ilmu-ilmu keagamaan yang sifatnya fardu kifayah dan bersumber dari ayat-ayat al-Qur’an Al-Karim. Seperti ilmu Kalam/Usuluddin, Fiqih,Tasawwuf, Tafsir, Hadist, Usul Fiqh Qowaidul Fiqh serta Gramatika Bahasa Arab.
Di samping itu pelajar muslim yang lain ada yang memperdalam disiplin ilmu yang bersumber dari ayat-ayat Allah yang tertuang di alam semesta ini. Seperti ilmu Kedokteran, Biologi, Sosiologi, Astronomi, Mekanika, Fisika, Filsafat, Politik Kenegaraan, kepolisian, Bahasa-Bahasa Dunia, Sejarah, ilmu Hisab, Mantiq, Matematika, Keterampilan dan Kerajinan tangan, Kelautan, Komputerisasi dan lain sebagainya.
Akan tetapi yang perlu diingat bahwa belajar ilmu-ilmu tersebut sebaiknya dipelajari  setelah mereka menguasai dengan baik ilmu-ilmu yang sifatnya fardu ‘ain. Dan juga, hal itu harus dilakukan dalam rangka menjalankan perintah Alloh  Subhanahu Wa Ta'ala yaitu untuk mengemban kekholifahan  di muka bumi ini, yang semuanya dimuarakan untuk mencari ridlo Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Oleh karena itu, pelajar muslim harus bersatu padu dengan mengemban jobnya masing-masing sesuai dengan keahlian dan keilmuan yang mereka kuasai. Dengan kesadaran ini  insya Allohu Ta'ala problematika-problematika yang muncul, baik yang berkaitan dengan Agama, Kesehatan, Ekonomi, Sosial Kemasyarakatan, Kenegaraan, Teknologi dan keamanan, akan teratasi dengan mudah. Dengan demikian wibawa  Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi perdamaian dan keadilan akan semakin diperhitungkan. Wallahu A’lam Bis Showab.

Penulis : Abdul Hafidz Muhammad, Mahasiswa PASCA SARJANA (Konsentrasi Pendidikan Agama Islam) Institut Agama Islam Nurul Jadid Paiton Probolinggo






Tidak ada komentar:

Posting Komentar